Kamis, 08 Oktober 2009

Olahraga

Olahraga


Serangan osteoporosis melanda pada kaum wanita yang malas bergerak atau berolahraga. Karena sudah sifat dasar tubuh dalam mengelola proses regenerasi sel tulang dengan dibantu peran berolahraga. Jika tubuh jarang berolahraga, bahkan bergerak, maka akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang).

Hal tersebut mengakibatkan kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa. Untuk pencegahan osteoporosis, ada beberapa program olahraga yang dapat membantu memerkecil risiko pengeroposan tulang.

Namun penting untuk diketahui, sebelum mengawali program aktifitas olahraga adalah melakukan pemeriksaan keadaan tubuh. Kemampuan tubuh perlu disesuaikan dengan porsi latihan yang akan dilakukan.

Program latihan yang baik dan tepat untuk penderita osteoporosis adalah program yang terdiri dari program antara loma tipe latihan-latihan olahraga. Yakni, aerobik yang memanfaatkan beban berat badan, latihan dengan benturan keras, latihan untuk kekuatan, serta kelenturan.

Aktifitas aerobik berbeban berat badan dapat dengan melakukan jalan kaki perlahan, cepat, atau joging. Bagian-bagian tulang yang mendapatkan manfaat dari latihan ini ialah tulang pada pinggul, punggung, dan pinggang.

Jenis aktifitas olahraga dengan benturan keras adalah tenis, bola voli, bola basket, lompat tali, lompat vertikal, yang dapat meningkatkan kepadatan tulang jauh lebih cepat. Pada manfaat olahraga ini tulang akan mendapat pembebanan 3-6 kali berat badan. Namun kelemahannya adalah beratnya pembebanan pada sendi sehingga kurang aman bagi penderita osteoporosis.

Olahraga Khusus Osteoporosis
Bagi mereka yang telah terkena osteoporosis, pola olahraganya berbeda dengan program pencegahan osteoporosis.

Serta merta program olahraga harus dilakukan dengan benar, hati-hati, dan perlahan. Pada tahap awal, latihan diutamakan pada kelenturan sendi dan secara bertahap ditingkatkan dengan pelatihan kekuatan dan anggota badan. Bila kekuatan dan daya tahan telah meningkat, waktu latihan harus ditambah.

Pembedaan pola ini penting karena latihan tertentu dapat meningkatkan risiko fraktur, misalnya lompat tali, joging, senam aerobik benturan keras, jalan dengan beban di pergelangan kaki atau pergelangan tangan, dan sebagainya.
Khusus bagi yang pernah mengalami patah tulang, awali program olahraga dengan perlahan jika timbul rasa nyeri ataupun sakit.

Guna menjaga faktor keamanan dalam menjalani program olahraga pada penderita osteoporosis, jangan hindari aktifitas olahraga yang memberikan benturan dan pembebanan pada tulang punggung. Artinya, hindari aktifitas melompat, senam aerobik dengan benturan keras bahkan joging apalagi berlari.

Hindari pula berolahraga atau beraktifitas fisik yang mengharuskan posisi membungkuk ke depan. Seperti halnya aktifitas olahraga sit up, crunch, meraih jari-jari kaki, atau berlatih dengan mesin dayung.

Hindari pula aktifitas fisik yang mudah menyebabkan jatuh. Seperti beraktifitas dengan trampolin, berlatih di permukaan yang licin, ataupun menggunakan sepatu yang solnya terlampau keras atau licin.

Hindari aktifitas fisik yang memerlukan gerakan kaki ke segala arah dengan beban. Karena dengan adanya aktifitas ini, kondisi pinggul yang telah melemah akan semakin rentan patah tulang.

Latihan yang aman adalah olahraga jalan kaki. Lakukan sedikitnya dengan kecepatan 4,5 kilometer per jam selama 50 menit, 5 hari dalam seminggu. Tentunya ini dilakukan secara bertahap.

Pada kebanyakan orang yang osteoporosis, jalan sangatlah ideal. Meningkatkan daya tahan, kelincahan, mengurangi kemungkinan jatuh, dengan risiko cedera yang kecil pula.

Penting juga melakukan olahraga yang bermanfaat melatih keseimbangan, hal ini untuk memerkecil risiko terjatuh pada penderita osteoporosis. Selain keseimbangan, penting juga untuk melakukan olahraga yang berperan membawa manfaat pada ekstensi punggung. Dimana gerakan berlawanan dengan gerakan fleksi punggung, yang harus dihindari. Latihan ekstensi punggung dilakukan dengan melengkungkan punggung dan cukup aman.

Tidak sedikit orang yang mengaku malas untuk berolahraga. Hal tersebut akan dapat mudah teratasi jika memiliki tekad yang kuat untuk melawan kemalasan yang ada.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar