Rabu, 04 Maret 2009

BETERNAK KAMBING

telinga, pengkal ekor, leher dll.
Call (0721)702189
Pencegahan : kebersihan dan pemisahan
BETERNAK KAMBING
Ir. DADAM A SYUKUR
ternak sakit.
b. Kembung Perut (Bloat/Thympani)
Penyebab : gas yang timbul oleh makanan
(rumput muda)
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar,
napas pendek dan cepat, tidak
mau makan.
Pencegahan : jangan diberi rumput
muda,berikan larutan gula
merah dan asam jawa,
keluarkan gas dengan cara
mengurut-urut perut kambing.
6. Panen dan Pengolahan
To print (and preserve) these brochure
Ternak kambing dan domba dipanen dalam
instructions, choose Print from the File
bentuk ternak hidup yang sehat, dapat pula
menu. Press Enter to print the brochure.
daging dan kulitnya.
7. Pemasaran DINAS PETERNAKAN DAN
KESEHATHEWAN
Dapat dipasar hewan (perorangan) dapat
pula dalam bentuk daging/olahan. Kambing
PROPINSI LAMPUNG
dan domba dapat dijual pada saat harga baik telinga, pengkal ekor, leher dll.
Call (0721)702189
Pencegahan : kebersihan dan pemisahan
BETERNAK KAMBING
Ir. DADAM A SYUKUR
ternak sakit.
b. Kembung Perut (Bloat/Thympani)
Penyebab : gas yang timbul oleh makanan
(rumput muda)
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar,
napas pendek dan cepat, tidak
mau makan.
Pencegahan : jangan diberi rumput
muda,berikan larutan gula
merah dan asam jawa,
keluarkan gas dengan cara telinga, pengkal ekor, leher dll.
Call (0721)702189
Pencegahan : kebersihan dan pemisahan
BETERNAK KAMBING
Ir. DADAM A SYUKUR
ternak sakit.
b. Kembung Perut (Bloat/Thympani)
Penyebab : gas yang timbul oleh makanan
(rumput muda)
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar,
napas pendek dan cepat, tidak
mau makan.
Pencegahan : jangan diberi rumput
muda,berikan larutan gula
merah dan asam jawa,
keluarkan gas dengan cara
mengurut-urut perut kambing.
6. Panen dan Pengolahan
To print (and preserve) these brochure
Ternak kambing dan domba dipanen dalam
instructions, choose Print from the File
bentuk ternak hidup yang sehat, dapat pula
menu. Press Enter to print the brochure.
daging dan kulitnya.
7. Pemasaran DINAS PETERNAKAN DAN
KESEHATHEWAN
Dapat dipasar hewan (perorangan) dapat
pula dalam bentuk daging/olahan. Kambing
PROPINSI LAMPUNG
dan domba dapat dijual pada saat harga baik
misalnya hari raya kurban.
Jl. ZA. Abidin Pagar Alam No. 52 Kedaton
BANDAR LAMPUNG
BETERNAK - Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Rumput-rumputan :Setaria, rumput DB,
rumput benggala, rumput gajah, rumput
KAMBING - Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2
Lapang.
anak
- Kacang-kacangan : Siratro, Kalopo,
c. Bentuk kandang : panggung/kolong, tidak
Sentrosoma, Lamtoro, Gamal, dll.
Dalam beternak kambing yang baik perlu berkolong.
memperhatikan beberapa hal yaitu : - Limbah pertanian : jerami padi, pucuk tebu,
4. Tatalaksana Pemeliharaan
dll
1. Bibit yang baik
- Dengan pengelolaan yang
- Konsentrat : dedak, bungkil-bungklan,
Jenis kambing yang ada di Indonesia dan luar baikkambing/domba dapat melahirkan 7
ampastahu, umbi-umbian dll.
Negeri antara lain : kambing kacang (lokal), bulan sekali.
Jawa randu (PE), kambing Gembrong, Bahan makanan yang dibutuhkan kambing /
kambing Saanen sedangkan jenis domba - Perkawinan kembali setelah melahirkan 1
domba + 10 % dari berat badannya untuk
antara lain domba Garut, domba ekor bulan kemudian.
pakan hijauan sebaiknya diberikan 20 % dari
gemuk, domba ekor tipis. berat badan kareana memperhitungkan
- Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 - 4
makan yang terbuang.
Tanda-tanda betina calon bibit : sehat, kaki bulan.
lurus dan kuat, tidak cacat, alat kelamin Komposisi pakan untuk dewasa 75 %
normal, mempunyai sifat keindukan beasala - Umur dewasa kelamin 8 - 10 bulan
rumput, 25 % daun-daunan termasuk
dari keturunan kembar, alat reproduksi kacang-kacangan. untuk kambing bunting 60
normal. - Siklus birahi 17 - 21 hari
% rumput, 40 % daun-daunan termasuk
kacang-kacangan. Untuk kambing menyusui
Tanda bibit jantan : sehat, tidak cacat, kaki - Lama birahi 24 - 40 jam, bila birahi pagi
50 % rumput, 50 % daun. Utuk anak lepas
lurus, kuat, dan tumit tinggi, aktif dan libido maka sore atau esok harinya harus
sapih 60 % rumput, 40 % daun.
tinggi, alat kelamin normal dan simetris dan dikawinkan
berasal dari keturunan kembar. 3.Kandang dan Peralatan
-Masa kebuntingan + 5 bulan.
2. Pakan yang baik a. Syarat kandang : terpisah dari rumah lebih
5. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
dari 5 m, lokasi kandang tidak lembab,
Syarat pakan : bahan kandang kuat dan mudah
a. Kurap/kudis (scabies)
didapat/murah, sirkulasi udara baik.
Mengandung gizi (berasal dari bebagai jenis
Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
bahan) disukai ternak, mudah dicerna, tidak b. Ukuran Kandang :
bercun, dan jumlahnya cukup.
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu
- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
rontok kulit merah dan
Beberapa jenis pakan untuk kambing
menebal. Tempat yang
/domba : - Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
sering di serang muka,

mengurut-urut perut kambing.
6. Panen dan Pengolahan
To print (and preserve) these brochure
Ternak kambing dan domba dipanen dalam
instructions, choose Print from the File
bentuk ternak hidup yang sehat, dapat pula
menu. Press Enter to print the brochure.
daging dan kulitnya.
7. Pemasaran DINAS PETERNAKAN DAN
KESEHATHEWAN
Dapat dipasar hewan (perorangan) dapat
pula dalam bentuk daging/olahan. Kambing
PROPINSI LAMPUNG
dan domba dapat dijual pada saat harga baik
misalnya hari raya kurban.
Jl. ZA. Abidin Pagar Alam No. 52 Kedaton
BANDAR LAMPUNG
BETERNAK - Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Rumput-rumputan :Setaria, rumput DB,
rumput benggala, rumput gajah, rumput
KAMBING - Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2
Lapang.
anak
- Kacang-kacangan : Siratro, Kalopo,
c. Bentuk kandang : panggung/kolong, tidak
Sentrosoma, Lamtoro, Gamal, dll.
Dalam beternak kambing yang baik perlu berkolong.
memperhatikan beberapa hal yaitu : - Limbah pertanian : jerami padi, pucuk tebu,
4. Tatalaksana Pemeliharaan
dll
1. Bibit yang baik
- Dengan pengelolaan yang
- Konsentrat : dedak, bungkil-bungklan,
Jenis kambing yang ada di Indonesia dan luar baikkambing/domba dapat melahirkan 7
ampastahu, umbi-umbian dll.
Negeri antara lain : kambing kacang (lokal), bulan sekali.
Jawa randu (PE), kambing Gembrong, Bahan makanan yang dibutuhkan kambing /
kambing Saanen sedangkan jenis domba - Perkawinan kembali setelah melahirkan 1
domba + 10 % dari berat badannya untuk
antara lain domba Garut, domba ekor bulan kemudian.
pakan hijauan sebaiknya diberikan 20 % dari
gemuk, domba ekor tipis. berat badan kareana memperhitungkan
- Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 - 4
makan yang terbuang.
Tanda-tanda betina calon bibit : sehat, kaki bulan.
lurus dan kuat, tidak cacat, alat kelamin Komposisi pakan untuk dewasa 75 %
normal, mempunyai sifat keindukan beasala - Umur dewasa kelamin 8 - 10 bulan
rumput, 25 % daun-daunan termasuk
dari keturunan kembar, alat reproduksi kacang-kacangan. untuk kambing bunting 60
normal. - Siklus birahi 17 - 21 hari
% rumput, 40 % daun-daunan termasuk
kacang-kacangan. Untuk kambing menyusui
Tanda bibit jantan : sehat, tidak cacat, kaki - Lama birahi 24 - 40 jam, bila birahi pagi
50 % rumput, 50 % daun. Utuk anak lepas
lurus, kuat, dan tumit tinggi, aktif dan libido maka sore atau esok harinya harus
sapih 60 % rumput, 40 % daun.
tinggi, alat kelamin normal dan simetris dan dikawinkan
berasal dari keturunan kembar. 3.Kandang dan Peralatan
-Masa kebuntingan + 5 bulan.
2. Pakan yang baik a. Syarat kandang : terpisah dari rumah lebih
5. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
dari 5 m, lokasi kandang tidak lembab,
Syarat pakan : bahan kandang kuat dan mudah
a. Kurap/kudis (scabies)
didapat/murah, sirkulasi udara baik.
Mengandung gizi (berasal dari bebagai jenis
Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
bahan) disukai ternak, mudah dicerna, tidak b. Ukuran Kandang :
bercun, dan jumlahnya cukup.
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu
- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
rontok kulit merah dan
Beberapa jenis pakan untuk kambing
menebal. Tempat yang
/domba : - Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
sering di serang muka,

misalnya hari raya kurban.
Jl. ZA. Abidin Pagar Alam No. 52 Kedaton
BANDAR LAMPUNG
BETERNAK - Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Rumput-rumputan :Setaria, rumput DB,
rumput benggala, rumput gajah, rumput
KAMBING - Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2
Lapang.
anak
- Kacang-kacangan : Siratro, Kalopo,
c. Bentuk kandang : panggung/kolong, tidak
Sentrosoma, Lamtoro, Gamal, dll.
Dalam beternak kambing yang baik perlu berkolong.
memperhatikan beberapa hal yaitu : - Limbah pertanian : jerami padi, pucuk tebu,
4. Tatalaksana Pemeliharaan
dll
1. Bibit yang baik
- Dengan pengelolaan yang
- Konsentrat : dedak, bungkil-bungklan,
Jenis kambing yang ada di Indonesia dan luar baikkambing/domba dapat melahirkan 7
ampastahu, umbi-umbian dll.
Negeri antara lain : kambing kacang (lokal), bulan sekali.
Jawa randu (PE), kambing Gembrong, Bahan makanan yang dibutuhkan kambing /
kambing Saanen sedangkan jenis domba - Perkawinan kembali setelah melahirkan 1
domba + 10 % dari berat badannya untuk
antara lain domba Garut, domba ekor bulan kemudian.
pakan hijauan sebaiknya diberikan 20 % dari
gemuk, domba ekor tipis. berat badan kareana memperhitungkan
- Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 - 4
makan yang terbuang.
Tanda-tanda betina calon bibit : sehat, kaki bulan.
lurus dan kuat, tidak cacat, alat kelamin Komposisi pakan untuk dewasa 75 %
normal, mempunyai sifat keindukan beasala - Umur dewasa kelamin 8 - 10 bulan
rumput, 25 % daun-daunan termasuk
dari keturunan kembar, alat reproduksi kacang-kacangan. untuk kambing bunting 60
normal. - Siklus birahi 17 - 21 hari
% rumput, 40 % daun-daunan termasuk
kacang-kacangan. Untuk kambing menyusui
Tanda bibit jantan : sehat, tidak cacat, kaki - Lama birahi 24 - 40 jam, bila birahi pagi
50 % rumput, 50 % daun. Utuk anak lepas
lurus, kuat, dan tumit tinggi, aktif dan libido maka sore atau esok harinya harus
sapih 60 % rumput, 40 % daun.
tinggi, alat kelamin normal dan simetris dan dikawinkan
berasal dari keturunan kembar. 3.Kandang dan Peralatan
-Masa kebuntingan + 5 bulan.
2. Pakan yang baik a. Syarat kandang : terpisah dari rumah lebih
5. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
dari 5 m, lokasi kandang tidak lembab,
Syarat pakan : bahan kandang kuat dan mudah
a. Kurap/kudis (scabies)
didapat/murah, sirkulasi udara baik.
Mengandung gizi (berasal dari bebagai jenis
Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
bahan) disukai ternak, mudah dicerna, tidak b. Ukuran Kandang :
bercun, dan jumlahnya cukup.
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu
- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
rontok kulit merah dan
Beberapa jenis pakan untuk kambing
menebal. Tempat yang
/domba : - Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
sering di serang muka,
telinga, pengkal ekor, leher dll.
Call (0721)702189
Pencegahan : kebersihan dan pemisahan
BETERNAK KAMBING
Ir. DADAM A SYUKUR
ternak sakit.
b. Kembung Perut (Bloat/Thympani)
Penyebab : gas yang timbul oleh makanan
(rumput muda)
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar,
napas pendek dan cepat, tidak
mau makan.
Pencegahan : jangan diberi rumput
muda,berikan larutan gula
merah dan asam jawa,
keluarkan gas dengan cara
mengurut-urut perut kambing.
6. Panen dan Pengolahan
To print (and preserve) these brochure
Ternak kambing dan domba dipanen dalam
instructions, choose Print from the File
bentuk ternak hidup yang sehat, dapat pula
menu. Press Enter to print the brochure.
daging dan kulitnya.
7. Pemasaran DINAS PETERNAKAN DAN
KESEHATHEWAN
Dapat dipasar hewan (perorangan) dapat
pula dalam bentuk daging/olahan. Kambing
PROPINSI LAMPUNG
dan domba dapat dijual pada saat harga baik
misalnya hari raya kurban.
Jl. ZA. Abidin Pagar Alam No. 52 Kedaton
BANDAR LAMPUNG
BETERNAK - Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Rumput-rumputan :Setaria, rumput DB,
rumput benggala, rumput gajah, rumput
KAMBING - Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2
Lapang.
anak
- Kacang-kacangan : Siratro, Kalopo,
c. Bentuk kandang : panggung/kolong, tidak
Sentrosoma, Lamtoro, Gamal, dll.
Dalam beternak kambing yang baik perlu berkolong.
memperhatikan beberapa hal yaitu : - Limbah pertanian : jerami padi, pucuk tebu,
4. Tatalaksana Pemeliharaan
dll
1. Bibit yang baik
- Dengan pengelolaan yang
- Konsentrat : dedak, bungkil-bungklan,
Jenis kambing yang ada di Indonesia dan luar baikkambing/domba dapat melahirkan 7
ampastahu, umbi-umbian dll.
Negeri antara lain : kambing kacang (lokal), bulan sekali.
Jawa randu (PE), kambing Gembrong, Bahan makanan yang dibutuhkan kambing /
kambing Saanen sedangkan jenis domba - Perkawinan kembali setelah melahirkan 1
domba + 10 % dari berat badannya untuk
antara lain domba Garut, domba ekor bulan kemudian.
pakan hijauan sebaiknya diberikan 20 % dari
gemuk, domba ekor tipis. berat badan kareana memperhitungkan
- Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 - 4
makan yang terbuang.
Tanda-tanda betina calon bibit : sehat, kaki bulan.
lurus dan kuat, tidak cacat, alat kelamin Komposisi pakan untuk dewasa 75 %
normal, mempunyai sifat keindukan beasala - Umur dewasa kelamin 8 - 10 bulan
rumput, 25 % daun-daunan termasuk
dari keturunan kembar, alat reproduksi kacang-kacangan. untuk kambing bunting 60
normal. - Siklus birahi 17 - 21 hari
% rumput, 40 % daun-daunan termasuk
kacang-kacangan. Untuk kambing menyusui
Tanda bibit jantan : sehat, tidak cacat, kaki - Lama birahi 24 - 40 jam, bila birahi pagi
50 % rumput, 50 % daun. Utuk anak lepas
lurus, kuat, dan tumit tinggi, aktif dan libido maka sore atau esok harinya harus
sapih 60 % rumput, 40 % daun.
tinggi, alat kelamin normal dan simetris dan dikawinkan
berasal dari keturunan kembar. 3.Kandang dan Peralatan
-Masa kebuntingan + 5 bulan.
2. Pakan yang baik a. Syarat kandang : terpisah dari rumah lebih
5. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
dari 5 m, lokasi kandang tidak lembab,
Syarat pakan : bahan kandang kuat dan mudah
a. Kurap/kudis (scabies)
didapat/murah, sirkulasi udara baik.
Mengandung gizi (berasal dari bebagai jenis
Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
bahan) disukai ternak, mudah dicerna, tidak b. Ukuran Kandang :
bercun, dan jumlahnya cukup.
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu
- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
rontok kulit merah dan
Beberapa jenis pakan untuk kambing
menebal. Tempat yang
/domba : - Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
sering di serang muka,
telinga, pengkal ekor, leher dll.
Call (0721)702189
Pencegahan : kebersihan dan pemisahan
BETERNAK KAMBING
Ir. DADAM A SYUKUR
ternak sakit.
b. Kembung Perut (Bloat/Thympani)
Penyebab : gas yang timbul oleh makanan
(rumput muda)
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar,
napas pendek dan cepat, tidak
mau makan.
Pencegahan : jangan diberi rumput
muda,berikan larutan gula
merah dan asam jawa,
keluarkan gas dengan cara
mengurut-urut perut kambing.
6. Panen dan Pengolahan
To print (and preserve) these brochure
Ternak kambing dan domba dipanen dalam
instructions, choose Print from the File
bentuk ternak hidup yang sehat, dapat pula
menu. Press Enter to print the brochure.
daging dan kulitnya.
7. Pemasaran DINAS PETERNAKAN DAN
KESEHATHEWAN
Dapat dipasar hewan (perorangan) dapat
pula dalam bentuk daging/olahan. Kambing
PROPINSI LAMPUNG
dan domba dapat dijual pada saat harga baik
misalnya hari raya kurban.
Jl. ZA. Abidin Pagar Alam No. 52 Kedaton
BANDAR LAMPUNG
BETERNAK - Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Rumput-rumputan :Setaria, rumput DB,
rumput benggala, rumput gajah, rumput
KAMBING - Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2
Lapang.
anak
- Kacang-kacangan : Siratro, Kalopo,
c. Bentuk kandang : panggung/kolong, tidak
Sentrosoma, Lamtoro, Gamal, dll.
Dalam beternak kambing yang baik perlu berkolong.
memperhatikan beberapa hal yaitu : - Limbah pertanian : jerami padi, pucuk tebu,
4. Tatalaksana Pemeliharaan
dll
1. Bibit yang baik
- Dengan pengelolaan yang
- Konsentrat : dedak, bungkil-bungklan,
Jenis kambing yang ada di Indonesia dan luar baikkambing/domba dapat melahirkan 7
ampastahu, umbi-umbian dll.
Negeri antara lain : kambing kacang (lokal), bulan sekali.
Jawa randu (PE), kambing Gembrong, Bahan makanan yang dibutuhkan kambing /
kambing Saanen sedangkan jenis domba - Perkawinan kembali setelah melahirkan 1
domba + 10 % dari berat badannya untuk
antara lain domba Garut, domba ekor bulan kemudian.
pakan hijauan sebaiknya diberikan 20 % dari
gemuk, domba ekor tipis. berat badan kareana memperhitungkan
- Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 - 4
makan yang terbuang.
Tanda-tanda betina calon bibit : sehat, kaki bulan.
lurus dan kuat, tidak cacat, alat kelamin Komposisi pakan untuk dewasa 75 %
normal, mempunyai sifat keindukan beasala - Umur dewasa kelamin 8 - 10 bulan
rumput, 25 % daun-daunan termasuk
dari keturunan kembar, alat reproduksi kacang-kacangan. untuk kambing bunting 60
normal. - Siklus birahi 17 - 21 hari
% rumput, 40 % daun-daunan termasuk
kacang-kacangan. Untuk kambing menyusui
Tanda bibit jantan : sehat, tidak cacat, kaki - Lama birahi 24 - 40 jam, bila birahi pagi
50 % rumput, 50 % daun. Utuk anak lepas
lurus, kuat, dan tumit tinggi, aktif dan libido maka sore atau esok harinya harus
sapih 60 % rumput, 40 % daun.
tinggi, alat kelamin normal dan simetris dan dikawinkan
berasal dari keturunan kembar. 3.Kandang dan Peralatan
-Masa kebuntingan + 5 bulan.
2. Pakan yang baik a. Syarat kandang : terpisah dari rumah lebih
5. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
dari 5 m, lokasi kandang tidak lembab,
Syarat pakan : bahan kandang kuat dan mudah
a. Kurap/kudis (scabies)
didapat/murah, sirkulasi udara baik.
Mengandung gizi (berasal dari bebagai jenis
Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
bahan) disukai ternak, mudah dicerna, tidak b. Ukuran Kandang :
bercun, dan jumlahnya cukup.
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu
- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
rontok kulit merah dan
Beberapa jenis pakan untuk kambing
menebal. Tempat yang
/domba : - Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
sering di serang muka,


telinga, pengkal ekor, leher dll.
Call (0721)702189
Pencegahan : kebersihan dan pemisahan
BETERNAK KAMBING
Ir. DADAM A SYUKUR
ternak sakit.
b. Kembung Perut (Bloat/Thympani)
Penyebab : gas yang timbul oleh makanan
(rumput muda)
Tanda-tanda : perut sebelah kiri membesar,
napas pendek dan cepat, tidak
mau makan.
Pencegahan : jangan diberi rumput
muda,berikan larutan gula
merah dan asam jawa,
keluarkan gas dengan cara
mengurut-urut perut kambing.
6. Panen dan Pengolahan
To print (and preserve) these brochure
Ternak kambing dan domba dipanen dalam
instructions, choose Print from the File
bentuk ternak hidup yang sehat, dapat pula
menu. Press Enter to print the brochure.
daging dan kulitnya.
7. Pemasaran DINAS PETERNAKAN DAN
KESEHATHEWAN
Dapat dipasar hewan (perorangan) dapat
pula dalam bentuk daging/olahan. Kambing
PROPINSI LAMPUNG
dan domba dapat dijual pada saat harga baik
misalnya hari raya kurban.
Jl. ZA. Abidin Pagar Alam No. 52 Kedaton
BANDAR LAMPUNG
BETERNAK - Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor
- Rumput-rumputan :Setaria, rumput DB,
rumput benggala, rumput gajah, rumput
KAMBING - Induk dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2
Lapang.
anak
- Kacang-kacangan : Siratro, Kalopo,
c. Bentuk kandang : panggung/kolong, tidak
Sentrosoma, Lamtoro, Gamal, dll.
Dalam beternak kambing yang baik perlu berkolong.
memperhatikan beberapa hal yaitu : - Limbah pertanian : jerami padi, pucuk tebu,
4. Tatalaksana Pemeliharaan
dll
1. Bibit yang baik
- Dengan pengelolaan yang
- Konsentrat : dedak, bungkil-bungklan,
Jenis kambing yang ada di Indonesia dan luar baikkambing/domba dapat melahirkan 7
ampastahu, umbi-umbian dll.
Negeri antara lain : kambing kacang (lokal), bulan sekali.
Jawa randu (PE), kambing Gembrong, Bahan makanan yang dibutuhkan kambing /
kambing Saanen sedangkan jenis domba - Perkawinan kembali setelah melahirkan 1
domba + 10 % dari berat badannya untuk
antara lain domba Garut, domba ekor bulan kemudian.
pakan hijauan sebaiknya diberikan 20 % dari
gemuk, domba ekor tipis. berat badan kareana memperhitungkan
- Penyapihan anak dilaksanakan pada 3 - 4
makan yang terbuang.
Tanda-tanda betina calon bibit : sehat, kaki bulan.
lurus dan kuat, tidak cacat, alat kelamin Komposisi pakan untuk dewasa 75 %
normal, mempunyai sifat keindukan beasala - Umur dewasa kelamin 8 - 10 bulan
rumput, 25 % daun-daunan termasuk
dari keturunan kembar, alat reproduksi kacang-kacangan. untuk kambing bunting 60
normal. - Siklus birahi 17 - 21 hari
% rumput, 40 % daun-daunan termasuk
kacang-kacangan. Untuk kambing menyusui
Tanda bibit jantan : sehat, tidak cacat, kaki - Lama birahi 24 - 40 jam, bila birahi pagi
50 % rumput, 50 % daun. Utuk anak lepas
lurus, kuat, dan tumit tinggi, aktif dan libido maka sore atau esok harinya harus
sapih 60 % rumput, 40 % daun.
tinggi, alat kelamin normal dan simetris dan dikawinkan
berasal dari keturunan kembar. 3.Kandang dan Peralatan
-Masa kebuntingan + 5 bulan.
2. Pakan yang baik a. Syarat kandang : terpisah dari rumah lebih
5. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
dari 5 m, lokasi kandang tidak lembab,
Syarat pakan : bahan kandang kuat dan mudah
a. Kurap/kudis (scabies)
didapat/murah, sirkulasi udara baik.
Mengandung gizi (berasal dari bebagai jenis
Penyebab : perasit kulit (termasuk kutu)
bahan) disukai ternak, mudah dicerna, tidak b. Ukuran Kandang :
bercun, dan jumlahnya cukup.
Tanda-tanda : gelisah karena gatal, bulu
- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),
rontok kulit merah dan
Beberapa jenis pakan untuk kambing
menebal. Tempat yang
/domba : - Jantan dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor
sering di serang muka,

TERNAK KAMBING


BUDIDAYA TERNAK KAMBING



KELUARAN
Ternak kambing produksi optimal

BAHAN
Kambing, pakan, peralatan konstruksi kandang, lahan

ALAT
Tempat pakan/minum

PEDOMAN TEKNIS

Jenis kambing asli di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawa (PE)

Memilih bibit
Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik.

Calon induk
Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg.

Calon pejantan
Pejantan mempunyai penampilan bagus dan besar, umur > 1,5 tahun, (gigi seri tetap), keturunan kembar, mempunyai nafsu kawin besar, sehat dan tidak cacat.

Pakan

Ternak kambing menyukai macam-macam daun-daunan sebagai pakan dasar dan pakan tambahan (konsentrat).

Pakan tambahan dapat disusun dari (bungkil kalapa, bungkil kedelai), dedak, tepung ikan ditambah mineral dan vitamin.

Pakan dasar umumnya adalah rumput kayangan, daun lamtoro, gamal, daun nangka, dsb.

Pemberian hijauan sebaiknya mencapai 3 % berat badan (dasar bahan kering) atau 10 - 15 % berat badan (dasar bahan segar)

Pemberian pakan induk
Selain campuran hijauan, pakan tambahan perlu diberikan saat bunting tua dan baru melahirkan, sekitar 1 1/2 % berat badan dengan kandungan protein 16 %.

Kandang
Pada prinsipnya bentuk, bahan dan konstruksi kandang kambing berukuran 1 1/2 m² untuk induk secara individu. Pejantan dipisahkan dengan ukuran kandang 2 m², sedang anak lepas sapih disatukan (umur 3 bulan) dengan ukuran 1 m/ekor. tinggi penyekat 1 1/2 - 2 X tinggi ternak.

Pencegahan penyakit : sebelum ternak dikandangkan, kambing harus dibebaskan dari parasit internal dengan pemberian obat cacing, dan parasit eksternal dengan dimandikan.


--------------------------------------------------------------------------------

TERNAK KAMBING

PENDAHULUAN
Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50 - 150 gram per hari. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing, yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.

BIBIT
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk pedaging, atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing etawah untuk produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.

Ciri untuk calon induk:

Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk.

Jinak dan sorot matanya ramah.

Kaki lurus dan tumit tinggi.

Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah rata.

Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.

Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.

Ciri untuk calon pejantan :

Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.

Kaki lurus dan kuat.

Dari keturunan kembar.

Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.

MAKANAN
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :

Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.

Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.

TATA LAKSANA

Kandang

Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor


Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan sebaiknya dikawinkan pada umur 10-12 bulan atau saat bobot badan
mencapai 55 - 60 kg.

Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 - 21 hari.

Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam bila
dinaiki.

Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :

Masa bunting 144 - 156 hari (.... 5 bulan).

Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan.

Pengendalian Penyakit

Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi.

Penyakit yang sering menyerang kambing adalah: cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis.

Pasca Panen

Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak, baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi.

Harga diperkirakan berdasarkan : berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran.

CONTOH ANALISA USAHA TERNAK KAMBING

Pengeluaran

Bibit

Bibit 1 ekor pejantan = 1 x Rp. 250.000,- Rp. 250.000,-
Bibit 6 ekor betina = 1 x Rp. 200.000,- Rp. 1.200.000,-
Total Rp. 1.450.000,-
Kandang Rp. 500.000,-
Makanan Rp. 200.000,-
Obat-obatan Rp. 100.000,-
Total Pengeluaran Rp. 2.250.000,-
Pemasukan

Dari anaknya
Jika setelah 1 tahun, ke 6 produk menghasilkan 2 ekor, jumlah kambing yang bisa dijual setelah 1 tahun = 12 ekor. Jika harga tiap ekor Rp. 150.000,- maka dari 12 ekor tersebut akan dihasilkan : 12 x Rp. 150.000,- = Rp. 1.800.000,-
Dari induk
Pertambahan berat induk 50 gram per ekor per hari, maka setelah 2 tahun akan dihasilkan pertambahan berat : 7 x 50 gr x 365 = 127,75 kg. Total daging yang dapat dijual (7 x 15 kg) + 127,75 kg = 232,75 kg. Pendapatan dari penjualan daging = 232,75 kg x Rp. 10.000,-=Rp.2.327.500,-
Dari kotoran :
Selama 2 tahun bisa menghasilkan ± 70 karung x Rp. 1.000,- = Rp. 70.000,-
Keuntungan

Masuk:Rp.1.800.000+Rp. 2.327.500+Rp. 70.000 == Rp. 4.197.500,-
Keluar:Rp.1.450.000+Rp.500.000+Rp.200.000+Rp.100.000 == Rp. 2.250.000
Keuntungan selama 2 th: Rp. 4.197.500,- dikurang Rp. 2.250.000 == Rp. 1.947.500,- atau Rp. 81.145,- per bulan.

Pisang


I. PENDAHULUAN
Pisang adalah tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional. Untuk itu PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu petani meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek K-3).

II. SYARAT TUMBUH
2.1. Iklim
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.

2.2. Media Tanam
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.

2.3.Ketinggian Tempat
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.

3.2. Penyiapan Bibit
- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m
- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.

3.3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
- Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.
- Buang daun yang lebar.
- Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.

3.4. Pengolahan Media Tanam
- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
- Gemburkan tanah yang masih padat
- Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
- Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.

3.5. Teknik Penanaman
- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
- Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
- Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
- Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
- Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
- Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
Data kebutuhan dan cara pemupukan, adalah sebagai berikut :

PUPUK

JUMLAH

KETERANGAN
UREA 207 (kg/ha) Berikan 2x setahun, dalam larikan yang mengitari rumpun lalu ditutup tanah
SP-36 138 (kg/ha) 6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
KCl 608 (kg/ha) 6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
Pupuk Kandang
0,8-10 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
Dolomit
200 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
POC NASA
20 (botol/ha)
Disiramkan 3 bulan sekali
SUPERNASA
10 (botol/ha)
4 bulan sekali
HORMONIK
10 (botol/ha)
Dicampur POC NASA disiram 3 bulan sekali

3.6. Pemeliharaan Tanaman
- Satu rumpun hanya 3 - 4 batang.
- Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).
- Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.
- Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.
- Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.
- Pangkas daun kering.
- Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.
- Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.

3.7. Pemeliharaan Buah
- Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.
- Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
- Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.

3.8. Hama dan Penyakit
3.8.1. Hama
a. Ulat daun (Erienota thrax.)
Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.

b. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.

c. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.

d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.

3.8.2. Penyakit
a. Penyakit darah
Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

b. Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

c. Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Layu
Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit, Natural GLIO diawal tanaman

e. Daun pucuk
Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

3.9. Panen
- Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
- Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
- Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
- Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali.
- Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.

Cabe


A. PENDAHULUAN
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.
PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.

B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan
· Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2
· Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
· Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2
· Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm
· Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt)
- Super Nasa : 1 btl dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk.
Atau 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m.
- NASA : 1 gembor ( + 10 liter ) diberi 2-4 tutup NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 - 10 meter.
· Campurkan GLIO 100 - 200 gr ( 1 - 2 bungkus ) dengan 50 - 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.
· Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 - 2 minggu ).

2. Benih
· Kebutuhan per 1000 m2 1 - 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30
· Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 - 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)
1. Persiapan Persemaian
· Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.
· Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian
· Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring
· Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS
· Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

3. Pengamatan Hama & Penyakit
a. Penyakit
· Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air.
· Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai.
· Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.

b. H a m a
· Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
· Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
· Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip

D. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit
· Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus
· Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 - 30 hari)

2. Cara Tanam
· Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.
· Plastik polibag dilepas
· Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki.

3. Pengamatan Hama
· Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI
· Ulat Grayak ( Spodoptera litura & S. exigua ),
Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
· Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)
1. Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep) jika dirasa kering.
2. Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 : 250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 - 4 minggu dosis 250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea : TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.
Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :

Jenis Pupuk

1 - 4 minggu (kg)

5 - 12 minggu
(kg)
Urea

7

56
SP-36

7

28
KCl

7

28

Catatan :
- Umur 1 - 4 mg 4 kali aplikasi (± 7 tong/ aplikasi)
- Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi (± 14 tong/aplikasi)
3. Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20, kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.
4. Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 - 30 hr.
5. Pengamatan Hama dan Penyakit
· Spodoptera litura/ Ulat grayak Lihat depan.
· Kutu - kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
· Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO
· Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
· Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah / ha
· Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenan
· Panen pertama sekitar umur 60-75 hari
· Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya
· Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :
· Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)
· Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering
· Penyortiran dilakukan sejak di lahan
· Simpan ditempat yang teduh
3. Pengamatan Hama & Penyakit
· Kumpulkan dan musnahkan buah yang busuk / rusak

Selasa, 03 Maret 2009

Ayam Pedaging

I. Pendahuluan
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).

II. Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih

III. Kondisi Teknis yang Ideal
a. Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
b.Pergantian udara dalam kandang.
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
c.Suhu udara dalam kandang.
Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :

Umur (hari) Suhu ( 0C )
01 - 07 34 - 32
08 - 14 29 - 27
15 - 21 26 - 25
21 - 28 24 - 23
29 - 35 23 - 21

d.Kemudahan mendapatkan sarana produksi
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.

IV. Tata Laksana Pemeliharaan
4.1 Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.

4.2. Pakan
- Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
- Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. -Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
- Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
- Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.

Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.

4.3. Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

4.4. Teknis Pemeliharaan
- Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis + 1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
- Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
- Minggu Kedua (hari ke 8 -14).
Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
- Minggu Ketiga (hari ke 15-21).
Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC NASA atau VITERNA Plus dengan dosis tetap.
- Minggu Keempat (hari ke 22-28).
Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
- Minggu Kelima (hari ke 29-35).
Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
- Minggu Keenam (hari ke-36-42).
Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.

4.5. Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :
- Tetelo (Newcastle Disease/ND)
Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum).
Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC NASA dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC NASA dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC NASA dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. Dapat juga menggunakan VITERNA Plus yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :
1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.

4.6. Sanitasi/Cuci Hama Kandang
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

budidaya strowberi


PENDAHULUAN
Prospek agribisnis strowberry di Indonesia cukup cerah dilihat dari daya serap pasar dan permintaan dunia dari tahun ke tahun meningkat.
Dengan semangat ramah lingkungan PT. Natural Nusantara berperan dalam meningkatkan Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian terhadap lingkungan pada budidaya strowberi ini.

SYARAT PERTUMBUHAN
Lama penyinaran matahari 8 - 10 jam hari. Curah hujan berkisar 600 700 mm pertahun. Suhu udara optimum antara 17°C - 20°C dan suhu udara minimum antara 4°C - 5°C dengan kelembaban udara 80% - 90%.Ketinggian tempat yang ideal antara 1000-2000 m dpl

PENGOLAHAN LAHAN
Sebelum lahan dibajak digenangi air lebih dahulu semalam. Keesokan harinya dilakukan pembajakan sedalam sekitar 30 cm, setelah itu tanah dilakukan pengeringan baru dihaluskan.

PEMBENTUKAN BEDENGAN
Bentuk bedengan dengan ukuran lebar 80-120 cm, tinggi 30 - 40 cm, jarak antar bedengan 60 cm, panjang menyesuaikan keadaan lahan.

PENGAPURAN
Berikan dolomit sekitar 100-200 kg per 1000 m2 sesuai kondisi lahan.

PEMUPUKAN DASAR
Taburkan pupuk UREA 20 kg + TSP 25 kg + KCl 10 kg dan Pupuk kandang 2-3 ton dalam 1000 m2. POC NASA disiramkan 30-60 tutup/1000 m2 ditambahkan air secukupnya. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, POC NASA diganti SUPERNASA caranya yaitu 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 liter sebagai larutan induk, kemudian ambil 50 liter air dan tambahkan 200 cc larutan induk tadi.Setelah itu siramkan ke bedengan secara merata. 1 botol SUPERNASA bisa untuk 1000-2000 m2

PEMBERIAN NATURAL GLIO
Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur utamanya penyakit layu tebarkan Natural GLIO yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan didiamkan selama seminggu. 1 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-30 kg pupuk kandang untuk luasan sekitar 1000 m2.

PEMASANGAN MULSA
Pemasangan mulsa plastik pada saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga dapat tepat menutup bedengan dengan tepat.

PEMBUATAN LUBANG TANAM
Diameter lubang ± 10 cm, dengan jarak lubang 30 - 50 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat.

CARA PENANAMAN
Pindahkan bibit beserta medianya, sebaiknya bibit dikondisikan selama sebulan sebelum tanam di kebun,dan saat penanaman usahakan perakaran tidak rusak saat membuka polibag.

PENYULAMAN
Penyulaman paling lambat 15-30 hari setelah tanam, pada sore hari dan segera disiram.

PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada gulma/ rumput liar yang menyaingi kehidupan tanaman

PEMANGKASAN
Dilakukan pada sulur yang kurang produktif, rimbun, serta pada bunga pertama untuk memperoleh buah yang prima.

PEMUPUKAN SUSULAN
Pupuk diberikan pada umur 1,5 - 2 bulan setelah tanam dengan NPK (16-16-16) sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 liter air, kemudian dikocorkan sebanyak 350-500 cc/ tanaman.

PENGGUNAAN POC NASA + HORMONIK
Semprotkan (3-4 tutup POC NASA) + (1-2 tutup HORMONIK) per-tangki 14 liter setelah 2 bulan dengan interval 7-10 hari sekali.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
H A M A
a. Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)
Bagian yang diserang : permukaan daun bagian bawah, kuncup bunga, pucuk atau batang muda. Gejala : pucuk atau daun keriput, keriting, kadang-kadang pembentukan daun atau buah terhambat. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR.

b. TUNGAU (Tetranychus sp -Tarsonemus sp)
Bagian yang diserang: daun,tangkai, dan buah. Gejala :daun bercak kuning, coklat, keriting akhirnya daun rontok. Pencegahan PENTANA + AERO 810 atau NATURAL BVR.

c. Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi), kumbang penggerek akar (Othiorhychus rugosostriatus), kumbang penggerek batang (O. Sulcatus)
Gejala serangan : adanya bubuk berupa tepung pada bagian yang digereknya. Pencegahan semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 secara bergantian.

PENYAKIT
a. Layu verticillium (Verticillium dahliae)
Bagian yang diserang: mulai dari akar, daun, hingga tanaman. Gejala : daun yang terinfeksi mula-mula berwarna kuning hingga kecoklatan, serangan berat akan mengakibatkan kematian pada tanaman. Pengendalian : perbaikan drainase, sanitasi kebun, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

b. Busuk buah matang/Ripe Fruit Rot (Colletotrichum fragariae Brook) Busuk Rhizopus/ Rhizopus spot ( Rhizopus stolonifer )
Bagian yang diserang : buah. Gejala : RFR yang khas hanya pada buah yang masak saja dengan buah busuk disertai massa spora berwarna merah jambu. Pada RS, buah busuk lunak, berair, bila dipijit keluar cairan keruh.
Pengendalian : musnahkan buah yang terinfeksi, perbaiki drainase kebun, pemulsaan, rotasi tanaman, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman yang dicampur dengan pupuk kandang yang telah jadi.

c. Busuk akar ( Idriella lunata, Pythium ulmatum, Rhizoctonia solani)
Bagian yang diserang : akar tanaman. Gejala : Idriella menyebabkan ujung-ujung akar tanaman berwarna hitam dan busuk, sedangkanPhytium mengakibatkan batang batas akar di permukaan tanah busuk berwarna coklat hingga hitam. Sementara jamur Rhizoctonia mengakibatkan sistem perakaran busuk kebasah-basahan.
Pengendalian : cabut dan musnahkan tanaman yang terserang berat, tambahkan kapur untuk tanah, lakukan rotasi tanaman, perbaikan drainase tanaman, berikan Natural GLIO pada awal penanaman.

d. Empulur merah (Phytophtora fragrariae)
Bagian yang diserang : perakaran tanaman. Gejala : tanaman kerdil, daun tudak segar bahkan dapat layu, bila diamati akar dan pangkal batang yang terinfeksi pada empulurnya akan tampak berwarna merah.Penyakit ini mengakibatkan serangan hebat pada kondisi drainase jelek dan masam/pH rendah.
Pengendalian : perbaiki drainase, pengapuran tanah, rotasi tanaman, gunakan bibit yang sehat dan hindari luka mekanis pada pemeliharaan, musnahkan tanaman yang terinfeksi berat, campurkan Natural GLIO pada awal penanaman.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki

PANEN
Tanaman stroberi mulai berbunga pada umur 2 bulan setelah tanam. Namun pembuahan atau pembungaan pertama sebaiknya dibuang atau dipangkas karena belum bisa berproduksi secara optimum. Setelah tanaman berumur 4 bulan mulai diarahkan untuk lebih produktif berbunga dan berbuah.Panen dilakukan dengan dipetik atau digunting bagian tangkai buah beserta kelopaknya, dan dilakukan secara periodik dua kali seminggu.

Sapi Potong


I. Pendahuluan.
Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan.
Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
- Berumur di atas 2,5 tahun.
- Jenis kelamin jantan.
- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
- Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
- Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
- Kotoran normal

III. Tatalaksana Pemeliharaan.
3.1. Perkandangan.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.

Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
- Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah
dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K,
Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
- Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
- Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
- Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran dengan dosis :
5 cc/ekor perhari untuk sapi, kerbau dan kuda
4 cc/ekor perhari untuk kambing dan domba.
Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.

3.3. Pengendalian Penyakit.
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

IV. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
1. Pakan.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.

2. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.

3. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.

4. Manajemen.
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.