Kamis, 23 Juli 2009

MENDAMPINGI SI KECIL BERMAIN

MENDAMPINGI SI KECIL BERMAIN




Mendampingi si kecil bermain,wow... kapan waktunya? Memang ndak ada
pekerjaan lain? Mungkin ini jawaban yang kita berikan ketika ditanya
berapa kalikah dalam sehari, seminggu, sebulan atau bahkan setahun kita
mendampingi anak-anak kita bermain.Atau lebih pasnya, bermain bermain
bersama sikecil?
Kalau jawaban Anda seringkali, bahkan Anda meluangkan waktu khusus
mendampingi anak bermain memang itulah seharusnya. Tapi jika jawaban
Anda, saking sibuknya sehingga tidak mempunyai waktu untuk bermain
bersama anak, kinilah saatnya kita koreksi diri sebagai orang tua.J

Sebagaimana kita maklumi, bahwa masa anak-anak adalah masa bermain.
Sehingga pendidikan, penanaman nilai-nilai luhur, sebaiknya disampaikan
melalui permainan. keterlibatan orang tua dalam permainan anak akan
sangat membahagiakan anak dan menimbulkan kesan yang mendalam bagi anak.
bahkan kelak hingga si anak telah dewasa.


WAKTU UNTUK BERSAMA DENGAN ANAK


Survey membuktikan, bahwa sebagian besar remaja yang nakal dan pecandu
narkoba adalah mereka yang orang tuanya sangat sibuk. Mereka kurang
mendapat perhatian maupun kasih sayang dari orang tuanya. Lalu mereka
mencarinya di luar rumah. Namun yang didapat bukan membawanya pada
kebaikan, malah justru menghancurkan masa depannya.

Karena itu, untuk membuat anak lebih senang dan gembira serta merasa
dibutuhkan dan diperhatikan, wahai para orang tua,"luangkan waktu" Anda
khusus untuk anak-anak.

Garry Martin dan Grayson Osborn Psikolog dan penulis buku 'Psychology
Adjusment and Everyday Living' berkata, "Manfaatkanlah waktu yang ada.
'Pertama', janganlah mempunyai anak bila Anda tidak punya waktu untuk
mereka. 'Kedua', jika Anda punya waktu, perhatikanlah waktu itu dengan
serius. Inilah waktu untuk saling memahami, untuk mendukung perilaku
kecil yang Anda setujui dari tingkah laku anak-anak Anda.Jauh lebih baik
lagi jika Anda memberikan dukungan itu segera ketika hal-hal kecil itu
terjadi."

Waktu, itulah yang harus kita perhatikan dan luangkan. Waktu untuk
memberi perhatian, saling bercerita, bercanda, memberi kehangatan,
memberi nasihat dengan cara yang bersahabat dan penuh kasih sayang.
Semua itu bisa dibingkai dalam bentuk permainan. Bila perlu, buatlah
jadwal waktu untuk bermain bersama. Anak-anak pasti akan gembira meski
waktu yang diberikan hanya sebentar. Karena yang penting bukan lama atau
sebentarnya, tapi kualitas kebersamaan orang tua dengan anak.


MENJADI PEMBIMBING SEKALIGUS TEMAN BERMAIN


Menjadi pembimbing sekaligus teman bermain bagi anak berarti membuat
hubungan hangat, ramah, akrab dan menyenangkan dengan anak. Ini menjadi
langkah awal untuk mengembangkan kontak antara orang tua dengan anak.
Semakin besar usaha orang tua untuk mendampingi anak, semakin besar pula
peranannya dalam membatasi tingkah laku anak sehingga menjadi anak yang
diinginkan orang tua.

Sebagai pendamping yang juga teman bermain, hendaknya orang tua dapat
mengarahkan anak, sehingga anak dapat mengambil manfaat secara maksimum
dari mainan yang dimilikinya. Jadi bukan sekedar bermain, tapi bermain
yang bermakna.

Agar permainan lebih bermakna, beberapa hal berikut dapat menjadi acuan
ketika orang tua mendampingi si kecil bermain.

*'Menjadi seorang anak'. Orang tua hendaknya bisa berperan sebagai anak,
tapi bukan kekanak-kanakan. Dengan berperan sebagai seorang anak, orang
tua akan lebih dapat memahamipikiran dan perasaan anak. Hal ini akan
lebih memudahkan orang tua dalam berkomunikasi dengan anak. Mengarahkan
supaya lebih serius, lebih terarah. Jadi bermain bersama anak bukan
semata - mata untuk rileks, bersenda-gurau maupun bersenang-senang.
Lebih penting lagi memanfaatkan momen tersebut untuk menanamkan
nilai-nilai positifseperti melatih ketekunan, tanggungjawab dan
mengembangkan jiwa sosial.

**'Aktif dalam bermain'. Pada kesempatan bermain bersama, supaya ada
'take and give'. Saling memberi dan mengambil manfaat. Orang tua bisa
mendorong kreatifitas anak dengan memberinya mainan baru, dan turut
aktif bermain dengan anak. Sebagai langkah awal, orang tua bisa
bertindak sebagai pembuat keputusan dengan memperkenalkan konsep-konsep
permainan baru. Jika anak sudah paham dengan aturan main, biarkan anak
meneruskannya sendiri. Cara ini, akan membantu anak merasa lebih nyaman
dengan hal-hal baru dan perubahan situasi. Anak juga akan menjadi lebih
percaya diri.

***'Mengenalkan berbagai kegiatan'. Menurut Dr.Ladle, permainan dapat
mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Permainan yang baik adalah jenis
permainan yang dapat menguatkan fisik dan mental anak. Karena itu,
Seyogyanya orang tua memperkenalkan berbagai jenis kegiatan yang dikemas
dalam bentuk permainan. Aneka kegiatan itu hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan, minat dan kemampuan inndividual anak. kegiatan tersebut
misalnya bisa berupa bermain bola, disamping menguatkan otot - otot juga
membuat anak memahami fungsi dan tabiat anggota badannya. Menyusun balok
- balok mainan yang bisa mengasah kecerdasan dan berpikir kreatif.
Merangkai bunga yang berguna untuk menguatkan daya penciuman. Atau
bermain alat - alat pertukangan untuk menumbuhkan jiwa mandiri si lelaki
kecil. Boleh juga mainan alat - alat dapur, bagi anak perempuan yang
nantinya bermanfaat untuk perkembangan jiwa mereka sebagai wanita kelak.

****'Memberi contoh'. Sebagus dan secanggih apapun jenis mainan, jika
anak tidak bisa memainkan dan memanfaatkannya dengan baik, mainan
tersebut tidak akan berguna bagi tumbuh kembang tumbuh kembang
kecerdasan anak. Karena itu, orang tua semestinya memberikan contoh cara
memainkannya melalui cara bermain bersama anak. Dari sini anak akan
meniru apa yang dilakukan orang tua ketika bermain bersamanya.

*****'Demokratis dalam bermain'. Adakalanya orang tua suka main
perintah.
Padahal kata perintah bukan hanya tidak disuka oleh orang - orang
dewasa, tapi manusia kecil seperti anak - anak juga tidak suka apabila
diperintah - perintah terus. Kalimat yang baik untuk memberikan perintah
tanpa si anak merasa diperintah adalah dengan menggunakan kata - kata
rayuan atau saran, seperti : "Yuk, kita pakai cara ini ," "Baiknya ini
gimana?" atau "Bagaimana kalau begini...." dst. Yang penting orang tua
harus mencari kalimat persuasi sehingga anak tidak merasa diperintah .
Sehingga permainan terasa lebih menyenangkan.

******'Membanjiri anak dengan cinta'. Biasanya orang tua terutama para
Bapak tidak sabaran jika bermain dengan anak - anak. Padahal, sabar
alias tidak marah - marah kepada anak selama bermain akan membuat anak
merasa aman, nyaman dan dicintai. Anak akan merasa berada dalam
lindungan orang tua.
Dengan cinta tulus orang tua, yang ditunjukkan dengan kemauan orang tua
masuk kedunia anak - anak secara totalitas, bukan saja menjadikan anak
dapat menikmati mainannya, melainkan juga dapat menjadikan anak mandiri
serta dapat mengembangkan kreatifitasnya melalui mainan tersebut.


RASUL PUN BERMAIN DENGAN ANAK - ANAK

Bermain dengan anak - anak adalah sunnah Rasul dan Rasulullah SAW
sendiri melakukannya bersama cucunya juga anak - anak para sahabat.
Sebagaimana diriwayatkan dari Jabir RA, ia berkata, "Saya pernah masuk
ke rumah Rasulullah SAW yang ketika itu sedang merangkak, dan di atas
punggungnya terlihat Al Hasan dan Al Husain sedang duduk. Beliau berkata
kepada kedua cucunya, "Unta yang paling bagus adalah unta kalian ini,
dan orang adil yang paling baik adalah kalian berdua."

Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW pernah membariskan anak - anak
kecil seperti, Abdullah, Ubaidillah dan Katsir bin Abbas. Kemudian
beliau berkata kepada mereka, "Siapa yang lebih dahulu sampai kepadaku
maka baginya hadiah." Merka pun berlomba menuju Rasulullah SAW, diantara
mereka ada yang merih punggungnya, dan adapula yang meraih dadanya.
Rasulullah SAW lalu menciumi mereka dan menepati janji beliau kepada
mereka, dengan memberikan hadiah.Dan masih banyak lagi hadits yang
menerangkan betapa Rasul SAW sangat cinta pada anak - anak sehingga
beliau tidak segan - segan bergaul dengan mereka.

Wahai para orang tua, jika anda membuat jarak antara Anda dengan anak,
sama halnya Anda telah membuat jurang yang dalam. Jurang kebencian anak
kepada orang tuaanya. Kelak jika dewasa, jangan berharap anak Anda akan
menemani Anda, walau sekedar berbincang - bincang dengan Anda. Kedekatan
Anda dengan anak diwaktu kecil menjadi patokan kedekatan anak Anda
dengan Anda kelak ketika mereka telah dewasa. Banyak orang tua yang
sudah renta karena kesibukan anaknya, dititipkan di panti jompo,
sebagaimana dulu karena kesibukan orang tua, sang anak dititipkan pada
'baby sitter' atau tempat penitipan anak. 'Naudzubillahi min dzalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar